Taman Harmoni menjadi salah satu destinasi wisata ramah anak di kota Surabaya. Lokasi taman berada di Keputih Tegal Timur, kecamatan Sukolilo, Kelurahan Keputih, Surabaya.
Taman Harmoni tidak asing bagi masyarakat Surabaya, pasalnya taman yang berada di dekat terminal Keputih telah menjadi obyek wisata taman sejak tahun 2019. Berdasarkan beberapa sumber, taman harmoni tersebut, dulunya merupakan lahan bekas TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) yang kini disulap menjadi taman.
Salah satu yang menjadi ciri khas taman tersebut yaitu menempati lahan yang sangat luas serta aneka tanaman hias, pepohonan hijau, serta yang tidak kalah penting yaitu adanya wisata hutan bambu atau Bamboo Forest Keputih Surabaya.
Kali ini taman harmoni memiliki tampilan berbeda dari sebelum-sebelumnya, sebab taman Harmoni sekarang telah dilengkapi dengan fasilitas yang lebih baik dan representatif sehingga bisa lebih menarik hati para pengunjung untuk sekedar liburan bersama keluarga.
Terbaru ini, taman Harmoni diresmikan ulang oleh Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi usai penataan ulang skala besar-besaran pada bulan Agustus 2025 tahun ini.
Penataan dan perubahan pada taman Harmoni ini mengusung tema yaitu “Harmoni of the World”. Tema tersebut diusung berdasarkan visi dan misi Pemkot Surabaya yaitu “Transformasi Menuju Kota Dunia yang Maju, Humanis, dan Berkelanjutan”.
![]() |
| Momen Membeli Makanan dan Minuman Menggunakan Uang Koin Kayu di hutan bambu yang satu kawasan dengan taman Harmoni |
Pengunjung yang berada di taman Harmoni akan merasakan nuansa dunia serasa berada di luar negeri yang identik misalnya adanya sejumlah zona-zona, baik itu zona Amerika, Eropa, dan juga China. Di masing-masing zona memiliki ciri khas misalnya di zona Amerika terdapat patung koboi dan kuda. Banyak pengunjung yang berfoto di depan patung tersebut.
Selain itu, taman Harmoni juga terkenal dengan taman ramah anak. Terdapat sejumlah wahana bermain dan edukasi satwa seperti kelinci, kuda poni, dan ayam kate. Pada momen weekends juga sering terlihat adanya perpustakaan keliling, dimana anak-anak bisa membaca buku sesuai yang diinginkan secara cuma-cuma alias gratis.
Uniknya, pengunjung bisa membeli aneka makanan dan minuman ala-ala tradisional dan tempatnya pun juga tradisional yakni nuansa desa berada di bawah pohon bambu.
Pengunjung membeli sejumlah kepingan koin yang berbentuk bulat berbahan kayu. Satu kepingan uang bernilai Rp2.000 yang kemudian bisa dijadikan alat tukar membeli makanan dan minuman.


