Gedung peninggalan bersejarah memiliki makna dan keunikan tersendiri, khususnya bagi para pecinta dan bangunan bersejarah. Di kota Pahlawan sendiri terdapat sejumlah bangunan peninggalan Belanda sekitar Wisata Kota Lama, tak terkecuali Gedung Singa.
Tak lama ini, ada salah satu obyek wisata di kota Surabaya yang cukup terkenal. Obyek wisata tersebut merupakan gedung peninggalan Belanda yang dirancang sekitar 124 tahun yang lalu. Gedung Singa dibangun tahun 1901 sampai 1903 masehi.
Berdiri kokoh di samping jalan raya, tepatnya di jalan Jembatan Surabaya gedung tersebut dikenal dengan nama Algemeene atau yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan Gedung Singa.
Mengapa dinamakan Gedung Singa? Penulis menjawabnya karena di depan bangunan terdapat dua singa bersayap seolah-olah memberikan ucapan welcome kepada pengunjung yang hendak memasukinya.
Berdasarkan laman berita.id pada Kamis (29/5), pada masanya, sekitar area bangunan gedung singa menjadi pusat perdagangan di kota Surabaya. Sampai ada saat muncul surat kabar bahwa di kawasan Jalan Jembatan Merah (willemskade) akan dibangun bangunan megah.
Selanjutnya, gedung beraksitektur art nouveau tersebut digunakan sebagai kantor perusahaan umum asuransi jiwa dan THT.
Bangunan ini tak lepas dari jasa seorang arsitek berkelas dunia bernama Hendrik Petrus Berlage. Dia mendesainnya dengan begitu begitu apik juga bangunan lainnya seperti yang ada di Jakarta.
Kini, Gedung Singa menjadi daftar cagar di Surabaya. Menjadi salah satu gedung peninggalan kolonial Belanda yang bisa dikunjungi.
Dian, salah satu pengunjung memberikan pengalamannya saat berwisata ke Gedung Singa yang Dibangun Tahun 1901 tersebut. Tips memarkirkan kendaraan bisa di area Sentra Wisata Kuliner Terminal Kasuari.
Menurutnya, dia merasa senang karena pernah masuk ke Gedung Singa yang merupakan bangunan yg dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada abad ke 19.
Sayangnya, kunjungan ke gedung Singa tidak bisa dilakukan setiap saat. Hanya momen tertentu saja masyarakat umum bisa masuk ke dalam gedung Singa.
Baginya, kunjungan ke gedung Singa Surabaya memberikan banyak pelajaran berharga terutaman dalam bidang sejarah, arsitektur, seni dan pelestarian budaya.
Dian menambahkan ada sejumlah keunikan di Gedung Singa tersebut antara lain di pintu masuk utama, terdapat dua patung singa bersayap, diatas pintu masuk, dapat dilihat mosaik porselen bergambar Raja Firaun yg diapit sosok ibu Eropa dan Ibu Jawa yg masing-masing menggendong anak, dan interior gedungnya dirancang dengan gaya rasionalisme.
Selain itu, dinding-dindingnya menggunakan batu bata ekspos berwarna terakota dengan lengkungan-lenkungan besar yang khas, juga terdapat panel-panel kayu solid yang menambah keanggunan interior, dan di lantai 2 terdapat hiasan simbol kota Amsterdam.
Baca juga : Terbaru Wisata Kota Lama Surabaya
Hal tersebut mencerminkan hubungan historis antara Surabaya dan Amsterdam.
Dian selaku guru SD mapel SBdP tersebut mengajak segenap pembaca jika berkunjung ke Kota Lama, kunjungi juga Gedung Singa yang merupakan salah satu ikon arsitektur bersejarah di Surabaya.
Di gedung Singa tersebut, kita bisa menemukan kekayaan budaya, seni, dan simbolisme yang menyatu dalam bangunan megah karya seniman-seniman ternama Belanda. Sebuah pengalaman yang akan memperluas wawasan sejarah Anda.