Guna memperdalam ilmu pengetahuan berkenaan dengan cara mensucikan najis mughaladah, ustadz Nasyir, mengajak siswa-siswinya untuk mengikuti praktik di halaman sekolah Kreatif SD Muhammadiyah 20 Surabaya.
Segenap siswa kelas 1 ant, butterfly, dan bee sangat antusias mengikuti kegiatan praktik guru Al Islam tersebut, Senin (21/10/2024).
Dalam kegiatannya, segenap siswa menyimak pemaparan materi sekaligus praktik menggunakan bahan sesuai yang semestinya seperti air, dan debu/pasir.
Jauh sebelum adanya kegiatan praktik tersebut, Ustadz Nasyir telah menjelaskan kepada siswa-siswinya berkaitan dengan hukum najis. Untuk pemantapan, materi diperjelas lagi, terutama najis yang berasal dari hewan seperti babi dan anjing.
“Pada hari ini, saya sengaja mengajak segenap siswa untuk mengikuti kegiatan praktik yaitu cara mensucikan najis mughaladah” katanya. Dia menjelaskan, najis mughaladah bisa timbul akibat terkena air liur anjing.
“Najis yang dibahas kali ini adalah najis mughaladah. Ini merupakan salah satu najis yang tergolong berat maka penting untuk kita semua mempelajarinya secara lebih mendalam juga mengajarkannya kepada siswa melalui praktik langsung ini,” paparnya.
Cara untuk mensucikan najis mughaladah ini sebetulnya cukup mudah dengan metode 7 kali basuhan. Dan diantara basuhan tersebut memakai air yang telah dicampur dengan pasir/tanah.
Secara ilmu, bahan yang digunakan tersebut mampu mensucikan diri dari najis, terkhusus najis yang terkena air liur anjing.
“Untuk bahan yang dipersiapkan untuk mensucikan najis mughaladah yaitu dengan air yang sudah dicampur dengan pasir kemudian disiram sebanyak 1 kali. Selanjutnya menyiram sebanyak 6 kali dengan menggunakan air saja tanpa pasir,” jelasnya.
Pada momen kegiatan praktik, segenap siswa-siswi merasa senang dengan kegiatan tersebut. segenap siswa mengikuti praktik dan akhirnya paham tentang cara mensucikan najis mughaladah tersebut.
“Semoga siswa bisa memahami sekaligus bisa mempraktikkan secara langsung yaitu cara mensucikan najis mughaladah, sehingga ketika mendapati kondisi najis seperti ini siswa bisa langsung mensucikan diri mereka. Pada akhirnya mereka senantiasa mampu menjaga kebersihan dan kesucian” harapnya.
“Keadaan suci adalah sebuah kewajiban, terutama ketika akan beribadah kepada Allah seperti shalat dan lainnya,” tambahnya.