Wisata Romokalisari Adventure Land Surabaya

Romokalisari Adventure Land
Wahana Wisata Romokalisari Adventure Land di Surabaya

Surabaya memiliki sejumlah destinasi wisata alam yang sayang jika dilewatkan. Selain wisata Mangrove, di kota berjuluk ‘Kota Pahlawan’ ini juga memiliki wisata yang dinamakan wisata Romokalisari Adventure Land.

Sesuai namanya, Romokalisari merujuk pada sebuah lokasi yang terletak di Romokalisari yang berada di Benowo kota Surabaya. 

Sementara itu, kata ‘Adventure Land’ merujuk pada wahana maupun aktivitas yang bisa dilakukan di wisata Romokali Adventure Land tersebut. 

Beberapa waktu lalu, tepatnya pada hari Sabtu (12/10), penulis melakukan kegiatan wisata di Romokali Adventure Land. Apa yang dirasakan mirip dengan wisata Mangrove yang ada di Wonorejo. 

Mirip bukan berarti sama. Perbedaan masing-masing wahana menjadi hal yang identik dan melekat pada masing-masing wisata.

Kira-kira, apa saja yang menjadi daya tarik di Romokalisari Adventure Land? Anda yang belum pernah mengunjungi destinasi ini, akan diberikan pandangan maupun wawasan yang mungkin bermanfaat. 

Wisata Romokalisari Adventure Land memiliki sekitar 7 wahana. Pengunjung bisa menikmati semua wahana dan masing-masing ada yang berbayar dan ada juga yang tidak berbayar alias gratis. 

Contoh wahana tersebut diantaranya wahana bermain anak, mini zoo, jet ski, kano, arena berkuda, dan lainnya. 

Sebelum memasuki wilayah wisata, pengunjung bisa menikmati alam terbuka layaknya persawahan. Sebelum sampai ke area wisata, pengunjung juga akan melihat kemegahan stadion Gelora Bung Tomo terbesar di kota Surabaya.

Sampai di lokasi, pengunjung akan dikenai tiket masuk sebesar Rp.5.000,00 per orang kemudian tiket parkir sebesar Rp.2.000,00 untuk sepeda motor. 

Lokasi pertama yang patut dicoba adalah stan kuliner yang menjual berbagai masakan kuliner. Sambil menikmati sajian, pengunjung bisa melihat pesisir laut, pohon bakau, hingga aktivitas wisata air berupa jet ski dan juga perahu.

Jika beruntung, di spot kuliner ini, pengunjung bisa menikmati alunan musik secara live yang dibiasanya dibawakan oleh 2 orang, ada yang bernyanyi dan ada juga yang melakukan kegiatan iringan musik. 
 
Pindah ke wahana lain, pengunjung bisa menikmati wahana mini zoo yang terdiri dari berbagai hewan seperti burung, kura-kura, kelinci, domba, ikan hias, dan lain-lain. Budidaya berbagai ikan pun available di wisata Romokalisari Adventure Land kali ini.

Wisata yang menempati lahan seluas 76.769 meter persegi ini recommended dikunjungi. Wisata ini adalah lokasi tepat menjelajah alam bakau. Ajak keluarga dan teman untuk berekreasi di wisata ini dengan memilih wahana yang cocok dan pas di hati.

Sejarah Masjid Agung Assyuhada di Pamekasan

masjid agung assyuhada
Suasana masjid Agung Assyuhada saat menunggu waktu shalat ashar, Sabtu (5/10)

Meletakkan kaki di kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, tentu saya ingin menyisakan catatan melalui postingan sederhana kali ini.

Berkunjung ke Pamekasan pada Sabtu (5/10), saya menyempatkan berkunjung ke salah satu lokasi ikonik di kabupaten Pamekasan. Lokasi ikonik tersebut merupakan tempat peribadatan berupa masjid yang diberi nama masjid Agung Assyuhada.

Awal kunjungan yaitu untuk tujuan menunaikan ibadah shalat Ashar. Saat memasuki area masjid, yang dilihat pertama kali yaitu kubah masjid yang cukup unik dengan warna identik hijau. 

Sempat mengalami kesulitan saat hendak masuk area masjid sebab saat itu, depan masjid sedang ada proyek perbaikan jalan. 

Untungnya, ada sign dan petugas parkir yang mengarahkan hingga dengan mudah memasuki area parkir tepat berada di pelataran area parkir sekitar masjid. 

Rasa takjub saat melihat bangunan masjid. Terlihat meninggi sebab untuk sekedar masuk ke dalam masjid harus melewati banyak anak tangga.

Ornamen masjid cukup unik. tidak semua bangunan berupa cor, melainkan juga ornamen kayu yang ada di sisi depan masjid.
 
Terpampang juga informasi dari ketakmiran masjid seperti kegiatan sosial dan laporan keuangan di setiap bulannya.

Melansir dari laman kompas.com, lokasi masjid yang sekarang, telah lama didirikan yang semula dibangun cukup sederhana yakni hanya menampung sekitar 40 jamaah. Hal ini terjadi pada tahun 1530 masehi pada masa Ronggosukowati. 

Awal nama masjid tersebut adalah masjid raja. Masa ke masa, masjid mengalami beberapa kali renovasi dan juga perluasan. 

Hingga pada tahun 1939, masa R. and Aziz, bangunan masjid menggunakan model Walisongo. 

Nama masjid masjid Agung Assyuhada yang kini populer di kalangan masyarakat, tidak lepas dari kisah para pejuang orang madura pada masanya. 

Para pejuang menolak segala bentuk penjajahan Belanda di Pamekasan yang terjadi pada tahun 1947 masehi. 

Pada masanya, pertempuran antara pasukan Belanda dan para pejuang tidak dapat terelakkan. Pertempuran pun terjadi hingga menelan banyak korban, baik dari pihak Belanda sendiri dan juga juga para pejuang Madura. 

Bermula dari peristiwa itulah, hingga kini masjid dinamakan Masjid Agung assyuhada.