Karomah Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan



Karomah Syaikhona Muhammad Kholil
Foto (Alm)Syaikhona Muhammad Kholil Bangkalan

Syaikhona Kholil merupakan ulama besar di Pulau Garam Madura. berdasarkan sejarahnya, beliau pernah mendirikan pondok di daerah kabupaten Bangkalan bagian barat. 

Santri Syaikhona Kholil berasal dari berbagai daerah baik dari Madura sendiri maupun dari luar pulau.


Berkat kealiman Syaikhona Kholil, banyak santri yang pernah belajar kepada beliau menjadi ulama besar pula. Rata-rata mereka mendirikan pondok-pondok se sepulang dari mondok ke Syaichona Muhammad Kholil, nama lengkapnya.


Sebelum membahas tentang karomah Syaichona Muhammad Kholil Bangkalan, baiknya kita mengetahui sedikit tentang sosok sang maha guru itu. 

Syaikhona Kholil lahir pada tanggal 27 Januari 1820 masehi di desa Kemayoran, Bangkalan.

Ayahnya bernama Abdul Lathif juga seorang kiai di desa setempat. Menjalankan ibadah kepada Allah, ia menyempatkan untuk berdo'a agar putranya kelak yaitu Kholil bisa menjadi panutan bagi umat islam dengan mengajak amal ma’ruf dan mencegah amal mungkar.


Nampak do’a itu Allah kabulkan. Saat Kholil muda beranjak dewasa, beliau pun menjadi seorang ulama besar Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan dan mampu menjadi panutan umat Islam. Namun itu tidaklah instan, saat Kholil masih muda, serangkaian proses belajar ia tempuh di berbagai pondok misalnya di Tuban, Pasuruan, dan Banyuwangi.


Saat-saat mondok itu, Kholil muda telah menunjukkan bakat khusus, kehausannya akan pengetahuan, ilmu Fiqih, dan nahwu yang luar biasa.

Maka tidak heran, ada banyak cerita yang beredar terutama tentang karomah Syaichona Muhammad Kholil Bangkalan. Berikut adalah salah satu karomah beliau;

Pada saat Kholil muda, diceritakan bahwa ia pernah belajar di desa Cangaan, Pasuruan. Gurunya bernama Kiai Asyik. Kemudian, ada saat dimana guru tersebut meminta Kholil muda untuk menggali sumur karena pada saat itu air sangat dibutuhkan terlebih pada saat musim kemarau.


Akhirnya, Kholil muda mengerjakan perintah gurunya dengan menggali sumur. 


Tak disangka-sangka, setelah beliau mengali sumur  dengan kedalaman sekitar 1 meter, sumber airnya secara bertahap menjadi lebih besar dan lebih besar.

Kemudian orang dapat mengambil air dari sumur tersebut. Gurunya, Kiai Asyik, mengagumi Kiai Kholil muda tentang karomahnya Syaichona Muhammad Kholil Bangkalan. Sekarang sumur tersebut masih ada dan dinamakan sumur kiai Kholil. (Wallahu A'lam)

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...