Monumen Yos Sudarso berada di pinggir jalan Rajawali kota Surabaya pada 13/09/2019 |
Di beberapa artikel yang lain telah dituliskan beberapa monumen yang cukup terkenal di Surabaya seperti monumen Kapal Selam dan monumen Gubernur Suryo yang ada di Taman Apsari Surabaya. Monumen yang telah atau akan dijelaskan bisa menjadi salah satu objek wisata yang bisa dijadikan suatu pembelajaran tentang sejarah.
Berada di jalan pesimpangan Rajawali Surabaya, berdiri gagah sebuah monumen Yos Sudarso yang berdiri menghadap arah timur itu terlihat sangat bagus dengan dikeliling berbagai tanaman hias ditambah dengan ada pancuran dan penerangan di malam hari, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi yang suka hunting gambar monumen sejarah.
Di sisi lain, keberadaan monumen ini tentu memiliki korelasi yang kuat jika dikaitkan dengan sejarah silam pada 15 Januari 1962 Masehi tepatnya di era orde lama. Bagi yang belum faham tentang sejarahnya, pasti ada dua pertanyaan yang sangat mendasar seperti “Siapa dan apa yang dilakukan oleh pahlawan Komodor Yos Sudarso?”
Komodor Yos Sudarso adalah seorang TNI Angkatan Laut periode tahun 1945-1962 Masehi. Beliau lahir di Salatiga, Jawa Tengah bertepatan pada tanggal 24 November 1925 masehi. Jika jumlah usianya dihitung, beliau masih terbilang cukup muda di usia 36 tahun gugur di pertempuran yang dikenal sebagai pertempuran laut Aru, Sulawesi.
Pertempuran terjadi lantaran Belanda tidak ingin kehilangan Papua Barat dan tetap ingin menguasai Papua bagian barat ini mengingat disana juga kaya akan tambang yang ada di Bumi Papua, sementara kala itu Presiden Soekarno mengklaim bahwa Papua Barat adalah bagian dari Hindia Belanda sehingga harus kembali lagi ke Indonesia.
Dalam situasi yang tidak diharapkan seperti ini akhirnya pemerintah Indonesia melalui kepala negaranya yaitu Presiden Soekarno kala itu mengumumkan pelaksanaan Tri Komando Rakyat (Trikora) yang diadakan pada 19 Desember 1961 di Yogyakarta dan salah satu isinya adalah menggagalkan pembentukan Negara boneka buatan Belanda di Indonesia.
Melalui misi rahasia, Pertempuran di jalur laut pun tidak dapat dihindarkan. Pertempuran itu melibatkan 3 kapal perang Indonesia berjenis MTB (Motor Torpedo Boat) dengan tipe Jaguar meliputi KRI Matjan Tutul (650) yang dinaiki Komodor Yos Sudarso besama kaptennya Winarno, Matjan Kumbang (653), dan Matjan Harimau (654) yang dikomandani oleh kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo.
Berada di jalan pesimpangan Rajawali Surabaya, berdiri gagah sebuah monumen Yos Sudarso yang berdiri menghadap arah timur itu terlihat sangat bagus dengan dikeliling berbagai tanaman hias ditambah dengan ada pancuran dan penerangan di malam hari, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi yang suka hunting gambar monumen sejarah.
Di sisi lain, keberadaan monumen ini tentu memiliki korelasi yang kuat jika dikaitkan dengan sejarah silam pada 15 Januari 1962 Masehi tepatnya di era orde lama. Bagi yang belum faham tentang sejarahnya, pasti ada dua pertanyaan yang sangat mendasar seperti “Siapa dan apa yang dilakukan oleh pahlawan Komodor Yos Sudarso?”
Komodor Yos Sudarso adalah seorang TNI Angkatan Laut periode tahun 1945-1962 Masehi. Beliau lahir di Salatiga, Jawa Tengah bertepatan pada tanggal 24 November 1925 masehi. Jika jumlah usianya dihitung, beliau masih terbilang cukup muda di usia 36 tahun gugur di pertempuran yang dikenal sebagai pertempuran laut Aru, Sulawesi.
Pertempuran terjadi lantaran Belanda tidak ingin kehilangan Papua Barat dan tetap ingin menguasai Papua bagian barat ini mengingat disana juga kaya akan tambang yang ada di Bumi Papua, sementara kala itu Presiden Soekarno mengklaim bahwa Papua Barat adalah bagian dari Hindia Belanda sehingga harus kembali lagi ke Indonesia.
Dalam situasi yang tidak diharapkan seperti ini akhirnya pemerintah Indonesia melalui kepala negaranya yaitu Presiden Soekarno kala itu mengumumkan pelaksanaan Tri Komando Rakyat (Trikora) yang diadakan pada 19 Desember 1961 di Yogyakarta dan salah satu isinya adalah menggagalkan pembentukan Negara boneka buatan Belanda di Indonesia.
Melalui misi rahasia, Pertempuran di jalur laut pun tidak dapat dihindarkan. Pertempuran itu melibatkan 3 kapal perang Indonesia berjenis MTB (Motor Torpedo Boat) dengan tipe Jaguar meliputi KRI Matjan Tutul (650) yang dinaiki Komodor Yos Sudarso besama kaptennya Winarno, Matjan Kumbang (653), dan Matjan Harimau (654) yang dikomandani oleh kolonel Sudomo, Kolonel Mursyid, dan Kapten Tondomulyo.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...