Beberapa monumen sangat populer dan bahkan menjadi ikon yang sangat disayangkan jika dilewatkan salah satunya monumen tersebut adalah monumen Wira Surya Agung.
Monumen Wira Surya Agung di Kota Surabaya, Jum'at (28/9/) |
Berbeda dengan Monumen Kapal My Saleh, monumen yang satu ini dibuat oleh Yayasan Wira Surya Agung sebagai suatu bentuk sumbangsih bagi kota yang mendapatkan julukan Kota Pahlawan.
Pembangunannya pada bulan Agustus 1979 Masehi sementara peresmiannya pada 17 Desember 1980 oleh Jenderal TNI Poniman selaku Kepala Staf angkatan darat.
Baca juga : Monumen Komodor Yos Sudarso Surabaya
Monumen ini berada di disekitaran Jembatan Wonokromo dan beberapa lokasi publik lainnya seperti Stasiun Wonokromo dan kebun binatang Surabaya.
Baca juga : Monumen Komodor Yos Sudarso Surabaya
Monumen ini berada di disekitaran Jembatan Wonokromo dan beberapa lokasi publik lainnya seperti Stasiun Wonokromo dan kebun binatang Surabaya.
monumen ini menjulang tinggi hingga mencapai 17 meter. Dilengkapi juga dengan 4 patung dengan berbagai macam sikap. Monumen ini bisa menggambarkan kita terhadap peristiwa heroik yang ada di kota Surabaya.
Berdasarkan sejarahnya pada tanggal 29 Oktober 1945, sejumlah pemuda pelajar di lingkungan sekolah menengah kota Surabaya tergabung dalam kader perwira dan saling bahu membahu bersama segenap arek-arek Suroboyo berupaya merebut kembali Jembatan Wonokromo dari sekutu yang mencoba memperkuat benteng jajahannya di Kota Surabaya.
Keterlibatan para pahlawan mulai dari pelajar hingga tentara membuahkan hasil.
Berdasarkan sejarahnya pada tanggal 29 Oktober 1945, sejumlah pemuda pelajar di lingkungan sekolah menengah kota Surabaya tergabung dalam kader perwira dan saling bahu membahu bersama segenap arek-arek Suroboyo berupaya merebut kembali Jembatan Wonokromo dari sekutu yang mencoba memperkuat benteng jajahannya di Kota Surabaya.
Keterlibatan para pahlawan mulai dari pelajar hingga tentara membuahkan hasil.
Melalui jalan perang akhirnya sekutu kalah dan para pahlawan dapat mendudukinya kembali.
Kini keberadaan Monumen Wira Surya Agung di Kota Surabaya menjadi saksi bisu betapa dahsyatnya pertempuran yang terjadi pada masa silam hingga menyebabkan pahlawan berguguran.
Berikut adalah beberapa daftar pahlawan gugur yang oleh penulis ketahui dari prasasti yang ada disekitar monumen yaitu Kapten Hoentoro, Soenarjo, Sudibjo, Mayor Ronokoesoemo, Sakroni, Brigjen Soewarno, Moesarkah, Moestadji, Djoko Kadarusman, Nyoman Oka, Chalik Santoso, Djitro, Mintardjan, dan masih banyak lagi.
Letak bawah monumen, juga terdapat beberapa prasasti yang infomatif terkait keberadaan monumen maupun tentang sejarahnya.
Berikut adalah beberapa daftar pahlawan gugur yang oleh penulis ketahui dari prasasti yang ada disekitar monumen yaitu Kapten Hoentoro, Soenarjo, Sudibjo, Mayor Ronokoesoemo, Sakroni, Brigjen Soewarno, Moesarkah, Moestadji, Djoko Kadarusman, Nyoman Oka, Chalik Santoso, Djitro, Mintardjan, dan masih banyak lagi.
Letak bawah monumen, juga terdapat beberapa prasasti yang infomatif terkait keberadaan monumen maupun tentang sejarahnya.
Untuk dapat masuk ke area monumen, pengunjung yang membawa kendaraan disarankan untuk memarkirkan kendaraannya terlebih dahulu agar tidak mengganggu lalu lintas di jalan.
Jika pengunjung dapat memasuki area monumen, maka akan diperlihatkan sebuah bentuk bangunan yang syarat akan philosofi-nya.
Jika pengunjung dapat memasuki area monumen, maka akan diperlihatkan sebuah bentuk bangunan yang syarat akan philosofi-nya.
Seperti keberadaan 4 patung dengan sikap berbeda itu melambangkan pertumbuhan kader pelopor bangsa dan tinggi monumen mencapai 17 meter itu menggambarkan tanggal Indonesia memproklamirkan kemerdekaan.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...