Kali ini, saya akan bercerita tentang pengalaman saya jatuh dari pohon jambu biji.
Foto Kebun di Pekarangan desa saksi pengalaman tak terlupakan (08/02/2018) |
Jatuh dari pohon tentu bukanlah pengalaman yang saya inginkan. Peristiwa itu benar-benar membuat jiwa ragaku tergoncang karena menyangkut keselamatan jiwa.
Oleh sebab itu, saya berharap peristiwa yang terjadi beberapa puluh tahun silam tidak terulang lagi, cukup sekedar cerita.
Berlokasi di Desa Tambak Agung Tanah Merah Laok Bangkalan ini saya menghabiskan masa kecil. Oleh karna itu, di desa ini saya memiliki banyak pengalaman. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan saat masa kecil.
Pada tahun 1999 masehi atau kala itu saya berumur 9 tahunan, aku berada di rumah sendirian. Pada siang hari jam 10an, seisi rumah pergi beraktivitas di luar. Mungkin mereka pergi cari rumput buat pakan sapi.
Berlokasi di Desa Tambak Agung Tanah Merah Laok Bangkalan ini saya menghabiskan masa kecil. Oleh karna itu, di desa ini saya memiliki banyak pengalaman. Sebuah pengalaman yang tak terlupakan saat masa kecil.
Pada tahun 1999 masehi atau kala itu saya berumur 9 tahunan, aku berada di rumah sendirian. Pada siang hari jam 10an, seisi rumah pergi beraktivitas di luar. Mungkin mereka pergi cari rumput buat pakan sapi.
Kala itu, pergilah saya ke kebun yang berada di pekarangan rumah yang luas.
Kebetulan, di pekarangan rumah yang kini bisa ditanami padi itu terdapat pohon jambu biji di bagian tepi lahan. Pohonnya bercabang dua dan cukup tinggi.
Kebetulan, di pekarangan rumah yang kini bisa ditanami padi itu terdapat pohon jambu biji di bagian tepi lahan. Pohonnya bercabang dua dan cukup tinggi.
Pada musimnya, pohon jambu itu berbuah sangat lebat. Tak ayal, pohon itu menjadi tempat favorit memanjat pohon sekaligus memanen buah untuk dimakan.
Kalaupun saat tidak berbuah banyak, masih mentah pun aku nikmati meski rasanya kadang pahit. Pada hari itu adalah hari dimana berbeda dari hari-hari sebelumnya. Biasanya sedikit buah, tapi pada saat itu buahnya sangat banyak dan matang.
Kalaupun saat tidak berbuah banyak, masih mentah pun aku nikmati meski rasanya kadang pahit. Pada hari itu adalah hari dimana berbeda dari hari-hari sebelumnya. Biasanya sedikit buah, tapi pada saat itu buahnya sangat banyak dan matang.
Baca juga : Hewan Ternak di desa Tambak Agung Tanah Merah Laok
Melihat kondisi seperti itu, aku sangat girang dan tergiur untuk mengambilnya. Akupun memanjat pohon jambu biji itu dengan segera.
Melihat kondisi seperti itu, aku sangat girang dan tergiur untuk mengambilnya. Akupun memanjat pohon jambu biji itu dengan segera.
Namun sayang, kebanyakan buah jambu yang matang letaknya berada di cabang pohong sehingga sedikit menyulitkan bagi saya untuk mengambilnya.
Tak ada ide banyak waktu itu, hingga akhirnya aku memaksa menggapai buah jambu itu tanpa menghiraukan keselamatan. Tak lama dari usaha mengambil buah itu, aku pun jatuh terperosok dari pohon itu.
Rasa sakit tak tertahankan. Ambil nafas pun sulit dan bahkan tersendat-sendat.
Tak ada ide banyak waktu itu, hingga akhirnya aku memaksa menggapai buah jambu itu tanpa menghiraukan keselamatan. Tak lama dari usaha mengambil buah itu, aku pun jatuh terperosok dari pohon itu.
Rasa sakit tak tertahankan. Ambil nafas pun sulit dan bahkan tersendat-sendat.
Hal ini menjadikan peristiwa kala itu menjadi pengalaman yang tak terlupakan saat masa kecil. Situasi yang tak ada seorangpun itu, mengaharuskan saya merangkak berjalan menuju rumah. Perlahan saya mengatur nafas hingga saya sampai dari rumah.
“Mad, kamu lagi ngapain merangkak seperti itu?” tanya mbak bad bersama teman-temannya yang baru datang dari tetangga. “Saya baru jatuh dari pohon jambu,” jawabku sambil tersendat-sendat. Kemudian, ia menyuruhku berdiri dan minum.
Setelah itu, Ahamdulillah saya memanjat syukur kepada Allah yang sebesar-besarnya karena dengan izinnya, saya perlahan-lahan bisa bernafas dengan mudah.
“Mad, kamu lagi ngapain merangkak seperti itu?” tanya mbak bad bersama teman-temannya yang baru datang dari tetangga. “Saya baru jatuh dari pohon jambu,” jawabku sambil tersendat-sendat. Kemudian, ia menyuruhku berdiri dan minum.
Setelah itu, Ahamdulillah saya memanjat syukur kepada Allah yang sebesar-besarnya karena dengan izinnya, saya perlahan-lahan bisa bernafas dengan mudah.
Sebuah kesempatan untuk saya kembali hidup dari setelah musibah jatuh dari pohon.
Sejak peristiwa itu, saya menyadari bahwa kegiatan apapun itu, keselamatan (safety) adalah hal yang paling utama demi keberlangsungan hidup di masa yang akan datang. Demikian pengalaman tak terlupakan saat masa kecil.
Sejak peristiwa itu, saya menyadari bahwa kegiatan apapun itu, keselamatan (safety) adalah hal yang paling utama demi keberlangsungan hidup di masa yang akan datang. Demikian pengalaman tak terlupakan saat masa kecil.
Aku baca kak, jelas itu pengalaman yang gak mudah dilupakan pa lagi jatuh dr pohon. Urusannya sama nyawa.
ReplyDeleteAlhamdulillah, mas nya bisa melaluinya.
Alhamdulillah sekelangkong duwenah
ReplyDelete