Mempelajari dari sejarahnya, ia adalah sosok idola bagi saya hingga ada saat bisa melakukan ziarah ke Makam Bung Tomo.
Semua jenis kendaraan bisa masuk ke area parkir itu baik yang roda 2 ataupun roda 4. Area parkir disana pun cukup luas dan memanjang ke samping. Disana juga ada beberapa pedagang yang menjual kembang-kembang untuk keperluan para ziarah.
Disana ada petugas parkir. “Pak, saya mau ziarah ke makam Sutomo atau Bung Tomo,” begitu ucapku kepada petugas parkir yang berparas gemuk itu. “Oh, iya silahkan, sebelah sana makamnya,” jawab petugas itu sambil menunjuk tangannya ke arah makam.
Sampai disana rupanya ada perbaikan jalan (kala itu/pen). Lokasinya pun pas ada di depan makam yang ingin saya tuju.
Salah seorang pekerja itu mempersilahkan dan membantu saya mendapatkan ruang menuju ke makam Bung Tomo.
Makam Bung Tomo, foto diambil pada Sabtu (21/03/2020) |
Bung Tomo adalah sebuah nama panggilan, sementara nama aslinya adalah Sutomo. Ia dilahirkan di kota Surabaya pada 3 Oktober 1920 dan wafat di Arafah, Arab Saudi pada 7 Oktober 1981.
Melalui serangkaian lobi dengan kerajaan Arab, akhirnya Jenazahnya beliau bisa dipulangkan ke Indonesia.
Semasa hidupnya, ia adalah salah seorang pejuang revolusi yang mampu mengguncang bumi Surabaya saat masa genting peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945 silam.
Semasa hidupnya, ia adalah salah seorang pejuang revolusi yang mampu mengguncang bumi Surabaya saat masa genting peristiwa pertempuran 10 Nopember 1945 silam.
Baca juga : Intip Jejak Mobil Bung Tomo di Surabaya
Itu sebuah peristiwa yang menggemparkan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia Internasional.
Melalui pidato lewat siaran radio yang bermarkas di jalan Mawar No. 10-12 Surabaya itu, suara Bung Tomo menjadi cambuk penyemangat para pejuang. Suara asli Bung Tomo bisa kita dengarkan di Museum Sepuluh Nopember Surabaya atau juga bisa dengan mengakses di berbagai media seperti di youtube.
Jiwa kepahlawanannya, terus tercatat dalam sejarah Indonesia. Tak heran, hingga kini Makam Bung Tomo yang berada di TPU Ngagel Rejo Surabaya itu sering didatangi warga Indonesia dari berbagai daerah. Tujuannya adalah ziarah.
Saya pun ziarah ke Makam Bung Tomo untuk pertama kalinya pada Kamis (21/03/2020). Sesampai disana, saya langsung memarkirkan kendaraan yang letaknya berada persis di depan area makam.
Melalui pidato lewat siaran radio yang bermarkas di jalan Mawar No. 10-12 Surabaya itu, suara Bung Tomo menjadi cambuk penyemangat para pejuang. Suara asli Bung Tomo bisa kita dengarkan di Museum Sepuluh Nopember Surabaya atau juga bisa dengan mengakses di berbagai media seperti di youtube.
Jiwa kepahlawanannya, terus tercatat dalam sejarah Indonesia. Tak heran, hingga kini Makam Bung Tomo yang berada di TPU Ngagel Rejo Surabaya itu sering didatangi warga Indonesia dari berbagai daerah. Tujuannya adalah ziarah.
Saya pun ziarah ke Makam Bung Tomo untuk pertama kalinya pada Kamis (21/03/2020). Sesampai disana, saya langsung memarkirkan kendaraan yang letaknya berada persis di depan area makam.
Area parkir kendaraan Makam Bung Tomo itu memang dikhususkan bagi pengunjung makam.
Semua jenis kendaraan bisa masuk ke area parkir itu baik yang roda 2 ataupun roda 4. Area parkir disana pun cukup luas dan memanjang ke samping. Disana juga ada beberapa pedagang yang menjual kembang-kembang untuk keperluan para ziarah.
Disana ada petugas parkir. “Pak, saya mau ziarah ke makam Sutomo atau Bung Tomo,” begitu ucapku kepada petugas parkir yang berparas gemuk itu. “Oh, iya silahkan, sebelah sana makamnya,” jawab petugas itu sambil menunjuk tangannya ke arah makam.
Sampai disana rupanya ada perbaikan jalan (kala itu/pen). Lokasinya pun pas ada di depan makam yang ingin saya tuju.
Ada beberapa pekerja di jalan Makam Bung Tomo Surabaya. Mereka menggarap proyek pemasangan paving hingga tak heran banyak tumpukan paving di sekitaran jalan menuju makam.
Salah seorang pekerja itu mempersilahkan dan membantu saya mendapatkan ruang menuju ke makam Bung Tomo.
Sampai disana, saya ambil duduk di dalam cungkup yang tersedia. Kemudian saya membaca salam, khususnya diperuntukkan untuk almarhum sosok idola, (Alm) Bung Tomo.
Di samping makam itu saya berdo’a kepada Allah SWT agar kelak saya mempunyai anak bisa memiliki jiwa kepemimpinan yang baik sepertinya. Selain itu juga berbakti kepada orang tua, menjadi anak shalih-shalihah, cinta terhadap tanah air, dan bisa berguna bagi nusa dan bangsa. Amiin.
Di samping makam itu saya berdo’a kepada Allah SWT agar kelak saya mempunyai anak bisa memiliki jiwa kepemimpinan yang baik sepertinya. Selain itu juga berbakti kepada orang tua, menjadi anak shalih-shalihah, cinta terhadap tanah air, dan bisa berguna bagi nusa dan bangsa. Amiin.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...