Kronologi Ziarah ke Makam Sunan Dalem Kolak

Makam Sunan Dalem Kolak
Makam Sunan Dalem Kolak, Sabtu (30/05/2020)

Makam Sunan Dalem Kolak merupakan salah satu makam kuno di kabupaten Bangkalan bagian selatan. Tak banyak orang tahu adanya makam Sunan ini. 

Lokasi Menuju Makam Sunan Dalem Kolak

Penulis yang berasal dari desa yang tak jauh dari lokasi, baru kali ini tahu. Berikut adalah tentang kronologi penulis bisa sampai ke Makam Sunan Dalem Kolak Bangkalan.

Semenjak adanya akses jalan baru di sekitaran jembatan layang Morkepek, banyak pengendara dari arah Surabaya melalui jembatan itu untuk tujuan Sukolilo, Tebul, Kwanyar, dan sekitarnya. 

Kebetulan, jalan yang lokasinya berada di setelah gerbang jembatan Suramadu itu, merupakan alternatif menuju desa si penulis ini.

Jika dihitung-hitung, sebenarnya bukanlah pertama kali bagi penulis melewati jalan di desa Sukolillo. Jika tidak keliru, ada sekitar 5 kali penulis melewatinya melewatinya. 

Pertengahan desa, tepatnya di desa Sukolilo Barat, kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan, terdapat sebuah gapura yang menandakan ada makam keramat atau masyarakat sering menyebutnya Bujuk.

Semakin mendekati gapura itu, terbetik di dalam hati rasa ingin 
berziarah ke makam itu. 


Hingga akhirnya penulis memutuskan berziarah ke makam itu yakni makam Sunan Dalem Kolak, Sabtu (30/05/2020). Itu adalah pengalaman pertama berkunjung.

Pengalaman Berkunjung ke Makam Sunan Dalem Kolak

Berjarak sekitar 500 meter saja dari gapura itu, penulis pun sampai di area pemakaman. 

Tempat parkirnya luas, bisa dipakai berbagai jenis kendaraan. Disana penulis bertemu dengan seorang penjaga makam, sebut saja Bapak Hadi namanya. Dia mempersilahkan mengambil air wudhu sebelum berziarah ke makam Sunan Dalem Kolak.

Dalam percakapan versi bahasa Madura dengan Mudah di bawah ini.

“Toreh ngalak wudhu ghellun,” kata Bapak Hadi sambil memegang sapu lidinya. “Engghi Pak,” saut penulis dengan suara pelan. Setelah ambil wudhu, penulis pun ditanya, “Deri Kammah le’?” mendengar itu, penulis langsung menjawab, “Deri Na Merah Laok Pak,”.


Kemudian penulis ini dipersilahkan masuk ke area pemakaman. 

Penulis takjub melihat puluhan Bujuk disana. Semua Bujuk, batu nisannya di bungkus kain putih dan dilengkapi dengan identitas nama Bujuk

Saat itu, Keinginan penulis untuk mengetahui sedikit tentang sejarah Sunan Dalem semakin penasaran.

Setelah ziarah, penulis pun menghampiri Bapak Hadi yang sedang duduk di mushala di area pemakaman. “Ya’ toreh lengghi,” kata Bapak hadi. ‘’Engghi, Pak. Sekalangkong,” jawab penulis. Lalu penulis pun duduk dan melakukan percakapan.


Di sela-sela percakapan itu, penulis bertanya terkait sejarah makam. Beliau menceritakan bahwa jumlah Bujuk yang ada di area pemakam Sunan Dalem kolak cukup banyak, “E kanto’ bennya’ Bujuk, Paling bennnya’ e kantoh, 44,” jelas beliau dengan gaya bahasa Madura yang khas.

Mendengar itu, penulis merasa takjub. 

Bhujuk Batu Kolong dan Bhujuk Selase Sekitar Makam Sunan Dalem Kolak

Itu jumlah yang jarang diketemukan. Adapun diantara makam Bujuk selain makam Sunan Dalem Kolak, yang terkenal disana adalah Bujuk Batu Kolong (KH. Muzakki) dan Bujuk Selase (KH. ABD Mufid).

Baca juga : Makam Sunan Boto Putih Surabaya

“Pola bede sisa-sisa peninggalan Sunan Dalem Kolak ben Bujuk se asisa sampek semangken?” Lanjut tanya kepada Pak Hadi. “E kantoh coma koburen to’. Mun sisa-sisa tadek,” paparnya. Sekitar 20 menit-an percakapan kami lamanya. Penulis merasa senang dan puas mendengar cerita dan penjelasan darinya.


Untuk mendapatkan informasi seperti daftar nama makam baik Sunan Sunan Dalem Kolak sendiri ataupun bujuk, serta struktur pengelola makam, tersedia disana. Semua terpampang di mushala bagian depan (Saat itu/pen).

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...