Tembakau Saat dijemur di Desa Bucor Kulon (15/08/2020) |
Mengamati suasana sekaligus pemandangan desa disana, Saya berduga bahwa masyarakat setempat pasti berprofesi sebagai petani. Hal itu dibenarkan oleh istri bahwa mayoritas masyarakat disana berprofesi sebagai petani.
Hal yang sangat mendukung adalah adanya hamparan perkebunan yang luas yang bertanamkan tanaman tembakau. Tanaman disana benar-benar tumbuh dengan subur. Sejauh mata memandang, tanaman tembakau terlihat lebat dan menghijau.
Pada pagi yang cerah, Saya melihat tetangga rumah sedang menjemur tembakaunya. Saya pun mencoba mendekat dan melihat secara langsung bagaimana bentuk tembakau saat dijemur. Subhanallah, daun itu terlihat beriris rapi dan masih berwarna hijau.
Nampak tembakau itu masih memerlukan proses pengeringan dan proses lainnya sebelum di jual atau di serahkan ke pengepul yang lokasinya tidak jauh dari desa tersebut. Sementara ada bagian daun tembakau yang sudah kering tersimpan di gudang rumah tetangga itu.
Mengamati kebiasaan masyarakat disana yang berbahasa Madura, Saya pun menggunakan bahasa Madura pula. Kemudian Saya melakukan percakapan bersama mbah Suri, salah satu masyarakat desa setempat. Saya bertanya terkait Tembakau Di Desa Bucor Kulon Probolinggo.
“Mbah, masyarakat e kantoh mayoritas tanih engghi, selaen nikah napa pole mbah?” Tanya Saya. “Oh, selaen tanih, ye bu obuen sapek bik mbek,” jawabnya dengan bahasa Maduranya yang khas. Beliau juga menjelaskan bahwa bertani dengan hasil panen dengan kualitas baik, keutungannya jauh lebih besar daripada beternak sapi ataupun kambing.
“Ye, tapeh ke rejekkian kiah, insyaallah bekoh e kantoh ce’ becce',” tambahnya sambil tersenyum. Nah, demikian sedikit cerita tentang Tembakau Di Desa Bucor Kulon Probolinggo. Semoga tembakau disana selalu tumbuh subur dan bisa menjadi salah satu sumber penghasilan desa setempat.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...