Pengalaman Tentang Tilik Bayi |
Pengalaman tentang tilik bayi atau mengunjungi bayi merupakan event yang sebenarnya jarang Saya lakukan, namun kali ini Saya benar-benar niat untuk datang mengunjungi bayinya Nyonya Surti di daerah Pasuruan.
Pengalaman Tentang Tilik Bayi
Di pagi yang cerah pada Jum’at (18/12/2020) sekitar jam 09.00 Saya bersama beberapa para sahabat lakukan tilik bayi berangkat dari Kenjeran Surabaya menuju lokasi Pasuruan menggunakan kendaraan mobil. Alhamdulillah, Selama di perjalanan, Kami menikmati view yang mungkin dari Kami jarang merasakannya termasuk Saya.
Saya yang pada waktu itu duduk di depan bersama pengemudi, Subagyo, memungkinkan Saya take gambar ataupun video pada obyek yang sekiranya cukup instagrammable. Beberapa foto dan gambar pun Saya dapatkan dengan mudah.
Beberapa diantaranya adalah video dan foto saat berada di tol dan beberapa foto lainnya saat perjalanan menuju pulang seperti bangunan Cito Mall, RS. Islam Surabaya, dan masih ada beberapa lainnya. Sejumlah foto ter-capture langsung Saya upload di akun instagram yang Saya miliki yaitu @tahar_lebo.
Selama di perjalanan Alhamdulillah lancar jaya, tidak ada suatu halangan apa pun. Namun ada cerita yang cukup disayangkan. Saat hendak mendekati lokasi tujuan, sempat ada kekeliruan di mana seharusnya ambil kanan kearah kanan, pintu masuk terminal Purabaya, namun ambil kearah kiri.
Akibatnya, sedikit lebih jauh dan muterin jalan melalui bundaran Waru atau depan Cito Mall Surabaya. Selanjutnya Kami menuju ke lokasi tujuan menggunakan bantuan google maps (peta google).
Tak lama kemudian, Kami sampai ke lokasi pun Kami tilik bayi. Karena untuk tujuan protokol kesehatan (prokes) di pandemi ini, Kami berempat semua memakai face shield (pelindung wajah).
Lanjut, ngobrol-ngobrol maskernya dilepas juga, tapi rata-rata masih posisi kekalung di lingkaran leher. Bayi bayinya Nyonya Surti lucu, imut, kulitnya terlihat tembem sekali. Andai Saya menggendongnya masih ada khawatir takut menciderainya. Alhasil, Kami hanya melihatnya dari jarak dekat saja.
Di sela-sela perbincangan, Saya bertanya, “Nyonya, dikasih nama siapa bayinya?”. Sang ibu yang kebetulan ditemani suaminya tersebut menjawab, “Sugeng Ahmad”. Sambil menerka-nerka arti dari nama bayi tersebut, lantas Saya paham apa artinya. Mungkin kalau ambil nama dari bahasa Arab secara keseluruhan, mungkin sedikit bisa.
Kebetulan, yang Saya tahu arti dari nama bayi tersebut adalah Ahmad, yang artinya adalah ""Baik". Sepertinya nama bayi memang sengaja diberikan agar si dedek Bayi juga memiliki karakter baik. Yeah, semoga jadi ke depan selalu menjadi anak yang baik ya nak, amiin ya rabbal 'alamiin.
Dalam waktu kurang lebih 60 menit, Kami pun mengakhiri tilik bayi, namun sebelum pulang Nyonya Surti dan sekeluarga memberikan suguhan makanan berupa sate. Menurut Saya rasa satenya enak, gurih, nikmat serta penuh cita rasa mirip dengan sate khas Madura, But, thanks for that.
Demikian pengalaman tentang tilik bayi. Oia karena pada hari itu adalah hari Jum’at, di pertengahan jalan arah pulang, Kami berhenti sejenak menunaikan ibadah shalat jum’at khusushon Saya dan Subagyo di masjid sekitaran jalan Ahmad Yani Surabaya. Setelah selesai, Kami pun melanjutkan perjalanan pulang dan Kami pun sampai dengan selamat.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...