Makam Kiai Abdul Latif, Abah Syaikhona Kholil

Makam Kiai Abdul Latif
Makam Kiai Abdul Latif, Abah Syaikhona Kholil

Kiai Abdul Latif adalah Abah Syaikhona Kholil Bangkalan. Semasa hidupnya beliau, Kiai Abdul Latif merupakan salah satu tokoh kiai sekaligus ulama di daerah Madura barat, kabupaten Bangkalan.

Jika biasanya Makam Syaikhona Kholil yang sering kali diziarahi masyarakat, maka ada baiknya Kita juga berziarah ke makam Kiai Abdul Latif Abah Syaikhona Kholil. Kedua makam masih satu kompleks di desa Martajasah, kecamatan Mlajah, kabupaten Bangkalan.

Berjarak sekitar seratus meter dari sebelah selatan makam Syaikhona Kholil Bangkalan, melalui jalan setapak menyusuri gang kecil peziarah bisa sampai ke makam Kiai Abdul Latif, Abah Syaikhona Kholil.

Adanya petunjuk makam di sekitar area masjid Syaikhona Kholil, penulis tertarik berziarah ke makam Kiai Abdul Latif.

Kejadian tersebut terjadi pada Senin (10/5) saat penulis berwisata religi di Bangkalan, kota dzikir dan shalawat. Sebelumnya, tidak sempat berpikir dimana sebenarnya makam sang abah Syaikhona Kholil.

Adanya petunjuk tersebut memudahkan para peziarah untuk sekadar sampai di area makam Kiai Abdul Latif. Atau jika belum tahu posisi makam, bisa bertanya kepada warga setempat seperti yang pernah lakukan penulis beberapa waktu lalu.

Kebetulan, salah seorang lelaki yang nampaknya warga setempat, memberitahukan keberadaan makam yang penulis maksudkan. Dia pun menjelaskan ancer-ancer makam yakni ada di bawah pohon keres yang rindang.

Begitu sampai di Makam Kiai Abdul Latif, posisinya berada di tengah-tengah dua makam yang bentuknya sama. Sebelah kanan makam Kiai Abdul Latif adalah kiai Asror (kakek Kiai Abdul Latif) sementara sebelah kiri adalah kiai Kaffal (menantu Kiai Abdul Latif).

Ada satu cerita yang patut kita teladani, baik dari kebijaksanaan maupun sikap Kiai Abdul Latif semasa hidupnya terutama saat Syaikhona Kholil berada di dalam kandungan istrinya.

Suatu hari, Kiai Abdul Latif setiap malam ke laut menangkap ikan. Banyak dari hasil tangkap ikan itu disedekahkan. 

Beliau hanya mengambil secukupnya untuk beliau sendiri dan istrinya. Tujuannya adalah agar supaya kandungan istri yang saat itu mengandung Syaikhona Kholil dimudahkan dan kelak dewasa menjadi orang yang shaleh, menjadi ahli ilmu, dan sekaligus menjadi ulama besar.

Komitmen untuk bersedekah memberi ikan kepada orang lain, beliau istiqamahkan. Meski dalam cuaca yang kurang baik, Kiai Abdul Latif tetap mencari ikan. 

Di tengah-tengah mencari ikan tersebut, ada orang berteriak minta tolong yang sebenarnya adalah adalah Nabi Hidir.


Saat Nabi Hidir memberitahu siapa sebenarnya dia, kemudian menawarkan apa yang sebenarnya Kiai Abdul Latif inginkan agar kemudian dido'akan memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala keinginan tersebut.

Kiai Abdul Latif menuturkan bahwa keinginannya hanya untuk mendapatkan keturunan yang kelak menjadi orang shaleh, ahli ilmu, dan sekaligus menjadi ulama besar. 

Kemudian Nabi Khidir berdo’a agar supaya keinginannya bisa terwujud. Setelah lahir Syaikhona Kholil, ia menunutut ilmu dan mampu menjadi orang yang shaleh, ahli ilmu, ulama besar. (Wallahu A'lam)

2 comments:

  1. Berapa jarak makam ini dengan makam syaikhona kholil?

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar...