Segarnya Mandi di Sumber Desa

mandi di sumber desa
Kegiatan Mandi di Sumber Desa, Dusun Tambak Agung Tanah Merah Laok, Bangkalan, Madura.
 
Kegiatan pulang desa merupakan kegiatan bulanan saya lakukan, biasanya di setiap awal bulan. Di akhir musim hujan ini, saya diberikan kesempatan untuk kembali ke kota kelahiran, tepatnya di dusun Tambak Agung, Desa Tanah Merah laok, Bangkalan pada Ahad (22/08/21). 

Kegiatan Saat Pulang Kampung

Pulang desa kali ini, saya sempatkan diri untuk merasakan segarnya mandi di sumber desa. Sebuah momen yang sekian lama tidak saya rasakan seperti bagaimana sensasi mandi. Airnya yang bersih dan segar membuat saya ingin terus berlama-lama mandi.


Beda jaman, beda cerita tentunya. Kalau sekarang mandi lebih untuk tujuan menyegar dan membersihkan badan sementara kalau dulu lebih kepada main-main air. 

Saat kecil saya bersama teman-teman sering sekali mandi di sumber desa Tambak Agung, bahkan seperti menjadi rutinitas dari setelah bermain permainan ala desa.

Kenangan Bermain Air Semasa Kecil Dulu

Kami telah biasa mandi di sana terutama pada siang hari sebelum bersekolah di madrasah setempat yaitu madrasah Miftahul Ulum Tambak Agung. Saat itu, mandi tidak sekedar mandi. Mandi tidak hanya sekedar mandi merasakan segarnya mandi di sumber desa

Lebih dari itu, bermain air kerap saya lakukan bersama teman-teman. Ada banyak permainan air biasa kami lakukan secara beramai-ramai di antaranya adalah sebagai berikut :

Berbagai Macam Permainan Air Biasa Kami Lakukan

Pertama, main kejar-kejaran atau dalam bahasa Maduranya, “Bang-tabangan”. Aturan mainnya adalah satu orang mengejar semua anggota lainnya sedangkan anggota lainnya mencoba untuk tidak terkejar dan tersentuh. 

Jika sampai tersentuh, maka gantian harus mengejar anggota lainnya.

Kedua, balap-balapan. Dalam permainan balap-balapan ada 2 gaya, yaitu gaya bebas dan gaya kura-kura. Bagi yang cepat sampai ke tujuan, maka ia menjadi pemenangnya. 

Tidak ada hadiah, tidak ada apa, hanya sekedar hiburan. Hanya akan menjadi kebanggaan tersendiri bagi yang memenangkan permainan.

Ketiga, adu kekuatan nafas. Permainan ini biasa dimainkan minimal dua orang. Yang paling lama di dalam air itulah yang menang. Ciri-ciri permainan sebelum dimulai adalah bernafas sebanyak-banyaknya setelah hitungan ketiga, baru permainan dimulai.

Keempat, kegiatan mengumpulkan sisa shampoo. Shampoo diperoleh di dasar sumber. Kegiatan ini biasa dimainkan minimal 2 orang dan yang paling banyak mengumpulkan sisa shampoo, dialah yang menjadi pemenangnya. 


Kegiatan ini sepertinya menjadi permainan edukatif karena ada nilai kerja sama membersihkan sumber desa.

Kegiatan yang telah disebutkan di atas hanya sekedar pengalaman sekaligus menceritakan kenangan semasa kecil dulu. Konsekwensi bermain air di desa tentu ada. 

Bagi masyarakat yang hendak mandi kemudian menjumpai anak kecil bermain air, mereka tidak sungkan-sungkan untuk menegur bahkan memarahi. 

Hal itu menjadi hal yang wajar, bahkan semasa kecil saya dan teman-teman menyadari bahwa apa yang kami lakukan adalah salah. Melihat hal itu, kami pun mengakhiri permainan, mengganti baju, dan pulang ke rumah masing-masing.

Segarnya Mandi di Sumber Desa

Dewasa ini, saat saya melihat anak kecil bermain air hingga membuat air menjadi keruh, jujur saya merasa tidak nyaman, tetapi bagaimana lagi karena history-nya saat saya dulu juga melakukan hal yang demikian.

Sekarang, lebih menikmati air bersih dan segarnya mandi di sumber desa. Alhamdulillah, air sumber di desa selalu mengalir sampai sekarang, tidak mengenal musim penghujan dan juga kemarau. Merupakan hal yang patut kita syukuri dan jaga bersama-sama.

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar...