Selamatan Toron Tana di Pulau Madura |
Memiliki anak merupakan suatu anugerah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Orang tua berkewajiban menjaga dan merawat anak mulai dari bayi hingga tumbuh dewasa. Sebagai orang tua seperti kami, pasangan Tahar dan Santi, rasa syukur tiada henti kami panjatkan di setiap waktu.
Bersyukur ketika melihat anak kami, Althaf Bachtiar Al Kabir, atau yang biasa dipanggil Alta tumbuh sehat dan kuat baik secara jasmani dan rohaninya.
Wujud lain bentuk syukur kami adalah dengan mengadakan tasyakuran atau kalau orang Madura bilang selamatan “Toron Tana” yang artinya tasyakuran Turun Tanah, orang Jawa bilangnya “Tedak Siten” kegiatan Selamatan Toron Tana tersebut merupakan tradisi orang Indonesia, terutama pulau Jawa.
Kegiatan tersebut diselenggarakan pada saat Bayi berumur 7 atau 8 bulanan. Sementara untuk anak kami, Alta diselengarakan tepat 7 bulannya pada Ahad (27/03/2022) di lingkungan desa saya, desa Tambak Agung, Tanah Merah Laok, Kec. Tanah Merah, Kab. Bangkalan.
Penyelenggaraan Toron Tana di setiap daerah bisa saja berbeda, namun kali ini kami fokuskan sesuai kegiatan yang kami sudah selenggarakan.
Pertama, kami mengundang tetangga sekitar untuk menghadiri kegiatan Toron Tana anak kami untuk diiringi pembacaan surah Yasin, Shalawat, dan doa. Doa tersebut dikhususkan kepada anak Kami, Alta, untuk ke depannya tumbuh dengan baik, dijadikan oleh Allah anak shaleh dan sukses menjalani kehidupannya.
Selanjutkan menyajikan makanan tradisional berupa jadah atau kalau orang Madura menyebutnya “tetel” makanan tang terbuat dari beras ketan dan parutan kelapa muda tersebut diletakkan di depan kyai atau ustadz yang memimpin doa.
Tetel yang dihadapkan berukuran besar sehingga memungkinkan bayi untuk duduk atau sekedar menapakkan kaki bayi di atas tetel. Kebetulan untuk di lingkungan kami keberadaan tetel hanya sebagai simbol saja, tidak ada prosesi menapakkan kaki bayi di atas tetel. Namun tetap menyajikan tetel.
Saat mengakhiri doa-doa, anak kami, Alta, dihantarkan ke hadapan ustadz. Sembari dipangku, Alta di dekatkan talam yang berisi uang, kaca, alqur’an, tasbih, jagung, sisir, minyak wangi, dan masih ada beberapa lainnya. Apa pun yang diambilnya merupakan gambaran bayi tersebut di masa depannya.
Kebetulan anak kami, Alta, setelah dihadapkan talam, sambil diiringi bacaan shalawat, dia mengambil sebuah Alqur’an kecil. Alhamdulillah, semoga anak Kami Alta dijadikan orang yang suka membaca atau pun menulis dan insyaAllah mudah-mudahan Alqu’an menjadi pedoman hidupnya.
Terakhir, Alta secara simbol sudah mulai menginjak tanah, orang madura bilangnya “La Olle nigghe’ Tana”. Para undangan pun kami suguhkan makanan, minuman, dan besek berisi jajanan termasuk tetel itu tadi. Demikian sedikit cerita tentang Selamatan Toron Tana Alta. Terima kasih sudah menyimak.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...