Rumah Kolonial di Kaliandra Pasuruan (21/9/22) |
Rumah Kolonial sangat khas dengan gedung dan arsitekturnya. Warna khas pada bangunan Kolonial tersebut berwarna putih. Di dalamnya memiliki sejumlah ornamen dan peralatan-peralatan yang juga khas ala Belanda seperti meja, kursi, lampu hias, serta hiasan lainnya.
Hal itu, saya rasakan pada saat berkunjung ke kawasan Pondok Kaliandra untuk keperluan survey outdoor pada Rabu (21/09/2022). Untuk sekedar melihat dan menyaksikan kemegahan rumah kolonial, saya pernah rasakan sendiri saat itu.
Apa yang dirasakan di dalam rumah Kolonial, tentu tidak dirasakan saat berada di bagunan-bangunan lainnya pernah saya masuki. Rasa takjub akan kemegahan rumah peninggalan jaman dulu itu, membawa kesan tersendiri sesepulang dari mengunjungi rumah Kolonial yang berada di kawasan Prigen, Pasuruan tersebut.
Berdasarkan pengalaman berkunjung, di dalam ruang rumah Kolonial terdapat sejumlah ruang memanjang ke belakang. Serambi bangunan sisi kanan dan kiri dilengkapi dengan ruang-ruang layaknya ruang tamu dilengkapi dengan kursi dan meja cocok sebagai tempat pertemuan.
Di bagian belakang rumah terdapat ruang yang memiliki keunikan. Menurut saya, itu adalah satu-satunya ruang yang pernah saya jumpai. Salah satu alasannya adalah adanya sebidang ruang dimana dia atasnya nampak seperti kubah.
Siapa saja yang memposisikan diri berada di ruang tersebut, lalu bersuara, maka suara kita akan terdengar menggema dan suara akan terdengar kembali serupa sesuai dengan suara yang diucap dan demikian seterusnya.
Itu adalah sesuatu yang luar biasa. Saya pun berfikir mengapa terjadi demikian? Dalam hal ini saya tidak menemukan referensi penyebab suara saya menggema di ruang tersebut namun jika siapapun Anda memiliki jawaban terkait alasan suara menggema, bisa memberikan jawabannya di kolom komentar di bawah.
Lebih lanjut, ada sejumlah dokumentasi berupa foto dan sedikit penjelasan di rumah kolonial. Kebanyakan adalah keluarga besar Kolonial yang pernah hidup dan tinggal di rumah kolonial tersebut. Berikut contoh penjelasannya,
“ Di teras depan Roemah Kolonial 1880 Pasuruan, Greet tjiptobiantoro bersama kedua anaknya. Oetoro Widjanarko dan Yohanes Santro,”.
“Oetoro Widjanarko dan Yohanes Santo bersama dengan nurse di teras depan Roemah Kolonial, Jl. Sangar-Pasuruan,”.
“Gunawan Tjiptobiantoro dengan istri Greet Tjiptobiantoro beserta Santo, Atmadja dan Lisyanto,”.
Anda yang tertarik berkunjung ke Kaliandra resort, bisa menjadwalkan diri atau menghubungi pihak Kaliandra. Pengunjung bisa menikmati berada di lereng gunung dan yang tidak kalah penting adalah bangunan klasik khas Eropa.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...