Berbicara tentang rambut botak, tentu menjadi salah satu topik pembahasan yang mungkin saja menarik atau bahkan sebaliknya.Hal itu sesuai dengan sudut pandang yang berbeda-beda. Setiap berbeda orang maka tentu menilainya pun berbeda, termasuk bagi saya pribadi.
Mendengar kata “botak” tentu di bayangan kita adalah seseorang yang tidak memiliki rambut di kepala. Pelan-pelan saya tanyakan, bagaimana jika hal itu terjadi pada Anda? Bayangkan kepala Anda tidak ada rambut karena dipotong atau pun dipangkas.
Jika Anda melihat orang sedikit tua, lalu kepalanya botak maka jika botaknya sudah terbiasa, maka orang lain yang melihatnya akan merasa biasa-biasa saja.
Berbeda jika yang terjadi adalah masih muda. Jika di usia muda kepalanya botak tidak karena terbiasa, melainkan karena dipotong pada momen tertentu, maka biasanya terlihat sedikit aneh. Something weird terjadi terhadap penilaian, baik dari diri sendiri maupun orang lain.
Sama halnya yang terjadi kepada saya beberapa bulan yang lalu, akhir bulan Januari tahun 2023 yang lalu. Rambut di kepala memang saya sengajakan dipotong botak karena alasan tahallul atau sehabis menunaikan ibadah umrah. Memang tidak harus botak, akan tetapi yang botak adalah yang dianjurkan.
Lihat saja, rambut saya yang tidak pernah saya potong botak, ketika dipotong botak hasilnya sedikit lebih aneh. Seperti hal yang tidak biasa tetapi direalisasikan menjadi sebuah kenyataan. Alhasil, rambut saya botak plontos tanpa menyisakan sehelai rambut pun.
Pengalaman itu menjadi pengalaman yang berharga dan tidak mudah dilupakan sehingga sampai mengabadikan momen kepala botak saya melalui handphone genggam sederhana yang saya miliki. “Barokallah, Potong Botak di Usia 32 Tahun” nampak menjadi judul yang apik dalam tulisan yang saya buat ini.
Keberanian saya memutuskan potong botak itu karena salah satu alasannya adalah rambut di kepala bisa cepat tumbuh tanpa menunggu waktu yang lama. Berdasarkan pengalaman itu, saya hanya memerlukan waktu sebanyak satu bulan saja untuk kembali percaya diri tanpa menggunakan penutup kepala lagi, baik topi maupun kopyah.
Keuntungan dari momen botak yang saya rasakan, jika dari segi agama yaitu saya merasa fitrah kembali, seperti bayi yang botak tanpa dosa. Itu mugkin terjadi pada bayi pada umumnya termasuk saya. Di usia 32 tahun ini, Alhamdulillah saya merasakan momen botak kembali setelah terpaut puluhan tahun yang lalu.
Selain itu, jika dinilai dari segi lainnya, memiliki pengalaman botak bisa menjadikan rambut kita mudah isis atau pun mudah terkena angin. Ini saat saya tidak menutup kepala. Pada waktu saya keramas, shampoo yang digunakan pun tidak terlalu banyak. Demikian tentang pengalaman saya tentang Potong Botak di Usia 32 Tahun.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...