Momen akad nikah Ahmad Muntaha dan Dwi Susanti di Tambak Wedi Baru 8/19 Surabaya, Kamis (20/2/20) |
Mengingat kenangan-kenangan baik masa lalu, tentu menciptakan rasa berbeda dari sebelumnya. Oiya, saya dulu pernah begini dan begitu. Apa lagi kalau ada gambarnya, tentu amat terasa masuk ke momen-momen yang pernah dirasakan.
Sama halnya dengan ketika saya akad nikah pada hari Kamis pagi tanggal 20 Februari 2020 yang lalu.
Salah satu momen yang saya ingat adalah ketika saya melakukan kegiatan akad di kediaman istri di Tambak Wedi Baru Gg. 8 No. 19, Tambak Wedi, Kota Surabaya.
Pada waktu adalah musim hujan. Pagi hari yang cerah, berangkat dari rumah naik mobil milik Cak Tofa, kakak ipar saya. Kami berangkat 1 mobil itu diiringi sejumlah paman, ustadz di kampung desa Tambak Agung, dan sejumlah teman.
Baca juga : 7 Momen Pernikahan yang Wajib Didokumentasikan
Sebut saja, yang mengiringi adalah (alm) Man Zaini, Man Latif, Pak Kholil, Ustadz Rifa’i, Pak Ismail, Man Do’i, Cak Tofa, Cak Khilur, dan Idho.
Pada kesempatan yang berbahagia itu, iringan diramaikan dengan barang bawaan berupa dipan dan lemari kayu berukuran besar.
Persiapan menikah dalam bentuk akad, tentu pernah dirasakan bagi saya. Akad bisa menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa Arab.
Jauh-jauh hari sebelumnya, pernah saya cuba menghafal akad nikah menggunakan bahasa Arab. Perjalanan saat menuju ke lokasi pun saya mencoba menghafal sekali dengan disimak para guru. Alhamdulillah, praktik hafalan sangat lancar.
Kurang lebihnya seperti ini, “Qabiltu nikahaha wa tazwijaha bi mahril madzkur wa radhitu bih”.
KTP saksi dari pihak laki wajib dibawa saat hari h. Awalnya, direncanakan menggunakan foto copy KTP (alm) Man Zaini, namun nyatanya menggunakan salah satu ustadz saya bernama pak Ismail. Terima kasih untuk kehadirannya dan segala kebaikannya.
Pada momen itu, Alhamdulillah, Momen Akad Nikah Terdokumentasikan di depan penghulu, akad nikah berjalan lancar meski sempat diulang sebanyak sekali.
Segala bentuk momen pada acara akad nikah, diabadikan dalam bentuk foto. Salah satu foto terbaik adalah yang ada di postingan ini ketika momen wali nikah, (alm) ayah Mu’ali, sedang melakukan penandatanganan di depan penghulu.
Sisi paling kiri adalah saya sendiri, kemudian (alm) ayah Mu’ali, pak Ismail, ustadz Latif, dan Penghulu asal KUA Bulak Banteng.
Selesai akad, mempelai perempuan datang kemudian tanda tangan dan penerimaan surat nikah dari penghulu. Lanjut kami berfoto.
Mengiringi doa, semoga senantiasa menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah. Amiin yaa rabbal ‘alamiin.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...