Sekelumit tentang PKI (Partai Komunis Indonesia), masa kecil saya selalu berpandangan bahwa PKI itu identik dengan kelompok-kelompok yang jahat menyeramkan sampai-sampai ada peristiwa pembunuhan.
Hal itu didukung adanya film Penumpasan Pengkhianatan G30 S PKI, ditambah dengan isu-isu kekejaman PKI melalui berbagai media.
Semenjak saya menempuh pendidikan sekolah menengah, saya mulai terbuka wawasan berkaitan dengan organisasi-organisasi pergerakan nasional di Indonesia.
Tak hanya PKI, ada sejumlah organisasi pergerakan penting lainnya seperti Budi Utomo, Serekat Islam (SI), Indische Partij, Perhimpunan Indonesia (PI), Partai Nasional Indonesia (PNI), Gerakan Rakyat Indonesia (Gerindro), dan Partai Indonesia Raya (Parindra) tahun 1935 m.
Menitikberatkan pada sepak terjang PKI di Indonesia, rupanya PKI merupakan paham yang dibawa oleh orang Belanda. Namanya adalah Henk Sneevliet.
Cara awal penyebarannya adalah dengan menyusupkan ke tubuh organisasi Serikat Islam pada masanya. Hingga memiliki massa yang cukup banyak.
Pada akhirnya terbentuk susunan panitia yang diketuai oleh Semaun, Darsono sebagai wakilnya, Bergsma (orang Belanda) sebagai sekretaris, dan anggotanya antara lain Tan Malaka dan Sugono.
Melansir dari laman wikipedia.org pada Senin (17/6), ada masa dimana pada tahun 1926 PKI yang diketuai Musso dan Alimin melakukan pemberontakan pada pemerintah kolonial Belanda, namun sayangnya dibantai balik oleh Belanda dengan cara dibunuh, dipenjara, dan ada yang diasingkan.
PKI pun mulai meredup kembali.
PKI mulai nampak hidup kembali di dunia politik Indonesia setelah Jepang menyerah (1945) dan pada tahun 1948 Musso yang saat itu sebagai ketua berpidato, dan memberikan arahan supaya Indonesia merapat kepada Uni Soviet.
Anjuran tersebut menjadi cikal bakal berujungnya peristiwa pemberontakan PKI yang terjadi di Madiun, Jawa Timur, Indonesia.
Pada tahun 1948 terjadi peristiwa berdarah di Madiun. Musso pun dieksekusi mati setelah dilakukan penangkapan di Ponorogo.
Pada tahun 1950 PKI hidup kembali di bawah pemimpin D.N Aidit. Kedudukan PKI kali ini mentransformasi diri mengambil posisi sebagai partai nasionalis dengan paham anti kolonialis dan anti barat. Paham ini sama seperti ir. Sukarno.
Pada tahun 1960 presiden Sukarno meluncurkan slogan "Nasakom" dan tentu PKI menyambut baik dengan ini.
Fakta menyebutkan, pada pemilu 1955 PKI mendapatkan suara banyak dan menempati urutan ke 4 dari keseluruhan suara.
Pada tahun 1962, PKI begabung dengan pemerintah. Era pemerintah Sukarno Aidit diangkat sebagai menteri Koordinator juga wakil ketua MPRS.
Pada tahun 1965 Chaerul Shaleh memprediksi bahwa PKI akan melakukan kudeta. Kudeta artinya mengambil kekuasaan secara paksa.
Tanggal 30 September 1965 PKI berulah dengan membunuh 6 jenderal Indonesia. Soeharto mengambil alih kepemimpinan tentara kala itu, ditambah lagi adanya peristiwa Supersemar.
Pada awal transisi kepemimpinan presiden kedua, yaitu Jenderal Soeharto, PKI dibubarkan secara paksa meski melalui kekerasan.
Alasannya adalah PKI telah dianggap sebagai pengkhianat negara dan telah melakukan pembunuhan kepada para jenderal-jenderal yang selanjutnya diabadikan di dalam sebuah film berjudul ”Penumpasan Pengkhianatan G 30 S PKI” itu.
Kiprah PKI di Indonesia cukup panjang antara tahun 1920 sampai 1965. Selanjutnya, salah satu organisasi pergerakan nasional, PKI ini sudah tidak ada lagi setelah dinyatakan bahwa PKI sebagai organisasi terlarang pada tahun 1966 tersebut.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar...